Senin, 06 Agustus 2012

Makna Pindapata

Āyudo balado dhīro, vaṇṇado pañibhāṇado sukhassa dātā medhāvī, sukhaṁ so adhigacchati. Āyuṁ datvā balaṁ vaṇṇaṁ, sukhañca paṭibhāṇado dīghāyu yasavā hoti, yattha yatthūpapajjatī’ti.

Ia yang bijaksana, pemberi usia, pemberi kekuatan, pemberi keelokan, pemberi kecerdasan dan pemberi kebahagiaan, akan memperoleh kebahagiaan pula. Setelah memberi umur panjang, kekuatan, keelokan, kebahagiaan dan kecerdasan, dimanapun ia terlahir, akan berusia panjang dan berkedudukan tinggi.
(Bhojanānumodanā Gāthā)

Piṇḍapāta berasal dari dua suku kata, yaitu: Piṇḍa dan Pāta. Piṇḍa berarti gumpalan/bongkahan (makanan) dan Pāta berarti yang dijatuhkan. Jadi dapat diartikan piṇḍapāta adalah bongkahan makanan yang dijatuhkan ke dalam mangkuk (patta) para bhikkhu.

Bagi bhikkhu yang menjalankan praktik keras (dhūthaṅga) harus melakukan piṇḍapāta sebagai salah satu peraturan praktiknya. Ada lima peraturan tentang makanan bagi bhikkhu yang menjalani praktik dhūthaṅga ini yaitu: tekad hanya makan dari hasil piṇḍapāta (piṇḍapātikaṅga), menerima dana dari rumah ke rumah tanpa kecuali (sapadānacārikaṅga), makan tanpa selingan (ekāsanikaṅga), memakan hanya makanan yang ada dalam mangkuk (pattapiṇḍikaṅga), dan tidak makan lagi setelah selesai makan (khalupacchabhattikaṅga).

Pada jaman dahulu, para petapa umumnya menerima dana makanan dari rumah-rumah penduduk untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. Begitu pula dengan Sang Buddha, setiap pagi Sang Buddha dan rombongan para bhikkhu pergi meninggalkan vihara, memasuki desa atau kota untuk ber-piṇḍapāta, piṇḍapāta ini merupakan suatu cara pendekatan masyarakat secara agama Buddha. Tak jarang ketika Sang Buddha dan para bhikkhu ber-piṇḍapāta, masyarakat tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Sang Buddha atau para bhikkhu, seperti Upatissa yang begitu terkesan melihat Bhikkhu Assaji yang sedang ber-piṇḍapāta atau Bahiya yang berpakaian kulit kayu (Bahiyadaruciriya) berjumpa Sang Buddha saat Beliau ber-piṇḍapāta dan memohon Sang Buddha untuk memberikan uraian Dhamma. Mereka berdua pada akhirnya tertarik untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan, Upatissa kelak dikenal dengan nama Sariputta, namun kondisi karma buruk Bahiya berbuah, beliau meninggal diseruduk sapi (jelmaan Asura) ketika mencari perlengkapan kebhikkhuannya, tetapi Bahiya telah mencapai tingkat kesucian Arahat setelah mendengar beberapa kalimat Dhamma dari Sang Buddha.

Pada tahun ketiga, Sang Buddha kembali ke Kapilavatthu atas undangan Raja Suddhodana. Beliau beserta rombongan bhikkhu berangkat dari Rajagaha ke Kapilavatthu.

Sang Buddha beserta rombongan tiba di Kapilavatthu dan berdiam di Nigrodarama. Raja Suddhodana dan penduduk berduyun-duyun menemui Sang Buddha. Karena mengetahui bahwa para orang tua suku Sakya memiliki watak yang sombong, Sang Buddha menunjukkan keajaiban ganda (yamakapāṭihāriya) kepada mereka. Api menyala di bagian atas tubuh Beliau dan air memancar dari tubuh bagian bawah dan sebaliknya. Setelah orang-orang suku Sakya dapat diyakinkan bahwa Sang Buddha telah mencapai ke-Buddha-an, kemudian Beliau duduk dengan tenang di tempat yang telah disediakan.

Raja Suddhodana menanyakan kabar Sang Buddha dan mengajukan beberapa pertanyaan lainnya kepada Beliau. Di akhir tanya jawab, Raja Suddhodana berhasil memperoleh mata Dhamma dan menjadi Sotāpanna. Berhubung tidak mendapat undangan makan di istana, maka keesokan harinya Sang Buddha beserta rombongan memasuki kota Kapilavatthu untuk berpiṇḍapāta. Penduduk kota menjadi gempar. Memang mereka sering melihat seorang petapa atau brahmana ber-piṇḍapāta, tetapi baru sekarang mereka menyaksikan seorang berkasta Khattiya, putra dari seorang raja, berpiṇḍapāta. Berita ini sampai ke telinga Raja Suddhodana, dan raja segera menemui Sang Buddha dan menegur Beliau.

”Mengapa anakku melakukan perbuatan yang sangat memalukan ini? Mengapa anakku tidak datang saja ke istana untuk mengambil makanan? Apakah pantas seorang putra raja meminta-minta makanan di kota, tempat ia dulu sering berjalan-jalan dengan kereta emas? Mengapa anakku membuat malu ayahnya seperti ini?”

”Aku tidak membuat ayah malu, Oh Baginda. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan kita,” jawab Sang Buddha dengan tenang. ”Apa kebiasaan kita? Bagaimana mungkin! Tidak pernah seorang anggota keluarga kita minta-minta makanan seperti ini. Dan anakku mengatakan bahwa ini sudah menjadi kebiasaan kita?”

”Oh, Baginda, ini memang bukan merupakan kebiasaan seorang anggota keluarga kerajaan, tetapi ini adalah kebiasaan para Buddha. Semua Buddha di jaman dahulu hidup dengan jalan mengumpulkan dana makanan dari para penduduk.”

Setelah Raja Suddhodana mendesak agar Sang Buddha beserta rombongan mengambil makanan di istana, maka berangkatlah Sang Buddha beserta rombongan ke sana.


Ada enam kewajiban yang harus dilakukan (kiccavatta) oleh bhikkhu atau sāmaṇera yang berpiṇḍapāta. Enam kewajiban itu adalah:

1. Ia harus mengenakan jubahnya dengan rapi.

2. Ia harus meletakkan mangkuknya di bawah jubah (mangkuk terlindungi oleh jubah).

3. Sebelum meninggalkan vihara, ia harus menyiapkan tempat duduknya, air minum, air pencuci tangan, pencuci kaki, pencuci mangkuk, dan perlengkapan kebhikkhuan lainnya.

4. Ia melaksanakan piṇḍapāta sesuai dengan tata tertib ’Sekhiyadhamma’.

5. Ia hendaknya penuh perhatian pada waktu berada di tempat penduduk.

6. Ketika berpiṇḍapāta, seorang piṇḍapātacarika tidak mengenakan alas kaki (sandal/sepatu), maka setelah ia kembali ke vihara dan sebelum memakan dana makanan hasil piṇḍapātanya, ia harus mencuci kakinya terlebih dahulu.

Peraturan Pacittiya menjelaskan jika ada umat yang mengundang bhikkhu untuk menerima dana makanan, maka bhikkhu itu dapat menerima tiga mangkuk penuh apabila ia mau. Apabila ia menerima lebih dari tiga mangkuk, maka ia melanggar peraturan Pacittiya. Makanan yang ia terima itu harus pula dibagi kepada bhikkhu lain. Seorang bhikkhu juga dilarang untuk makan di luar waktu yang telah ditentukan (lewat dari tengah hari). Jika melakukan hal ini, maka ia melanggar Pacittiya.

Dalam Piṇḍapātapārisuddhi Sutta, Majjhima Nikāya, Sang Buddha memberikan nasehat kepada para bhikkhu agar selalu menjaga diri sehingga pikiran mereka tetap murni ketika sedang ber-piṇḍapāta atau sedang makan yaitu dengan cara membuang nafsu keinginan, menghapus penghalang, serta mengembangkan pengetahuan tentang Tujuh Faktor Penerangan Sempurna lewat perjuangan yang terus-menerus. Bagi seorang bhikkhu, ada perenungan yang harus dilakukannya ketika ia menggunakan empat kebutuhan pokok, yaitu perenungan sebelum penggunaan (Taṅkhaṇikapaccavekkhaṇa) dan perenungan setelah penggunaan (Atītapaccavekkhaṇa). Ia harus merenungkan tujuan sebenarnya dari penggunaan kebutuhan itu, yaitu untuk mengurangi keserakahan yang muncul dari kebodohan dan kebencian, agar menimbulkan pengertian yang benar dari penggunaan empat kebutuhan pokok itu tanpa keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

Dalam Aṅguttara Nikāya IV.57, Sang Buddha memberikan khotbah singkat kepada seorang wanita dari suku Koliya, Suppavasa. Ia adalah ibu dari Bhikkhu Sivali, Arahat yang paling beruntung. Khotbah ini disampaikan setelah Beliau menerima dana makanan darinya. ”Dengan memberikan makanan, seorang siswa yang luhur memberikan empat hal kepada penerimanya. Apakah yang empat itu? Dia memberikan usia panjang (āyu), keelokan (vaṇṇo), kebahagiaan (sukha), dan kekuatan (bala). Dengan memberikan usia panjang, dia sendiri akan memiliki usia panjang. Dengan memberikan keelokan, dia sendiri akan memiliki keelokan. Dengan memberikan kebahagiaan, dia sendiri akan memiliki kebahagiaan. Dengan memberikan kekuatan, dia sendiri akan memiliki kekuatan. Keempat pahala ini akan diperolehnya secara manusiawi (duniawi) dan surgawi. Dengan memberikan makanan, seorang siswa yang luhur memberikan empat hal ini kepada penerimanya.”

Merupakan kewajiban bhikkhu (vatta), setelah menerima dana makanan membacakan Anumodana Gāthā atau khotbah Dhamma singkat kepada umat yang berdana. Kalimat yang diucapkan biasanya berbunyi, ”Āyu, Vaṇṇo, Sukhaṁ, Balaṁ” artinya semoga anda panjang umur, cantik/tampan (elok), bahagia, dan kuat.

Rabu, 27 Juni 2012

Holiday With My Family

hai teman2, saya kembali lagi membagikan cerita dan pengalaman saya ketika berlibur di Yogyakarta dan sekitarnya bersama keluarga. pada bulan Juni merupakan bulan dimana sebagian besar para mahasiswa di Yogja memasuki masa ujian akhir pada semester genap. kebetulan saya juga mengikuti ujian pada tanggal 4 Juni sampai dengan 14 Juni 2012 yang berakhir pada hari kamis yang dilanjutkan dengan agenda rapat LK sore harinya. setelah menyelesaikan semua aktivitas maka saatnya untuk beristirahat untuk memulai hari esok.
Keesokan harinya tibalah waktunya untuk memulai liburan panjang, dimana para mahasiswa/i yang menyelesaikan ujiannya bersiap-siap untuk menikmati masa liburan mereka dengan mempersiapkan diri menuju kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Ada yang telah mempersiapkan diri ke kampung halaman menggunakan pesawat, travel, kendaraan pribadi, kapal dll serta ada juga yang menghabiska liburan di Yogja.

Seperti biasanya, pada hari Sabtu tanggal 16 juni 2012 dengan bermalas-malasan saya bangun pukul 10.00 karena sudah ada janji dengan teman. setelah selesai mandi saya makan pagi ato bisa dibilang makan siang karena sudah siang, hehehehe.... kemudian saya kembali menunggu teman datang untuk membahas sesuatu. setelah menyelesaikan urusan dengan teman,  maka saatnya menjemput adik saya yang datang dari Jakarta dan tiba di Bandara Adisucipto kira-kira pada pukul 15.00 sore hari. pada malam harinya saya harus berkunjung kembali ke Bandara Adisucipto dengan adik untuk menjemput keluarga saya (Ibu, Kakak dan anak-anak kakak saya) yang tiba di Yogja kira-kira pukul 20.45 malam hari kemudian mereka menggunakan taksi menuju penginapan yang berada di daerah Mrican yang sudah di tunggu oleh adik laki-laki saya yang sore sudah sampai duluan bersama dengan teman adik perempuan saya. setelah semua berkumpul maka kami bercerita panjang sampai saya harus pulang kos karena jam sudah menunjukan pukul 00.00.

Hari Pertama

Pada hari Minggu kami jalan-jalan ke Amplas (Ambarrukmo Plaza) dan makan di Taman Sari foodcourt serta berbelanja di Carrefour dan pulang kembali ke penginapan. setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan rute berikutnya yaitu Mall Malioboro unutk mencari pakaian bayi untuk dipakai oleh keponakan saya (Kresentia Christalin). Setelah selesai berbelanja mereka pulang untuk beristirahat sedangkan saya dan adik laki-laki saya mampir ke Alkit (Alun-alun Kidul) sebentar kemudian pulang ke kos daerah Mrican. setelah selesai menikmati hari pertama dan sebelum saya pulang kos saya mampir dulu ke tempat Car Rental untuk menyewa mobil  yang akan dipakai untuk besok harinya.

Hari Kedua

Gunung Merapi
keesokan harinya pada  tanggal  18 Juni 2012 kami berkumpul pukul 08.00 di Mrican dan bersiap-siap menuju Kopeng. sebelum berangkan kami menyiapkan bekal selama perjalanan yaitu nasi, ayam geprek dan beberapa buah-buahan serta makanan kecil lainnya. Cuaca selama perjalanan menuju Kopeng sangatlah cerah sehingga kami semua bisa menikmati pemandangan yang ada. setelah mendekati Ketep Pass kami sempat menikmati pemandangan berupa Gunung Merapi di sebelah Kanan kami tetapi sebagian ditutupi oleh awan sehingga kami hanya menikmati sebagian saja. 


Gunung slamet
Sebelum tiba di Kopeng kami mampir sebentar di Ketep Pass untuk berbelanja dan beristirahat sejenak sambil menikmati udara sejuk yang bertiup. Setelah beberapa menit, kami melanjutkan perjalanan menuju Kopeng yang merupakan tujuan pertama kami. di tengah perjalanan kami disuguhi pemandangan yang indah berupa tanaman sayur serta Gunung di sekitar (Kalo tidak salah Gunung Slamet) di sebelah kiri yang begitu cerah sambil menikmati pemandangan lainnya dan Gunung Merapi yang masih tetap ada di sebelah kanan kami.

Setelah sampai di Kopeng, kami beristirahat dan makan siang di bawah pohon serta ditemani oleh dinginnya udara yang ada sampai menusuk di kulit. sebelum makan kami ditawarin jeruk sunkist dan akhirnya kami membeli beberapa buah jeruk. setelah selesai makan kami menikmati manisnya jeruk yang tadi kami beli sebagai makanan penutup kami. setelah selesai makan kami kembali melakukan kegiatan narsis yaitu foto-foto di sekitar.
Kopeng
Kebun Strawberry

Strawberry
Setelah Selesai berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu memetik buah strawberry yang berada di sekitar daerah Kopeng. sebelum sampai di tempat tujuan, kami kesulita mencari tempat tersebut  karena tidak ada petunjuk arah dan informasi lainnya. akhirnya kami meminta supir untuk bertanya kepada warga sehingga sampi di tempat. kami turun dari mobil dan niatnya ingin memetik strawberry tetapi sudah habis dipetik oleh rombongan yang duluan sampai dari kami sehingga kami hasil yang kami daptkan tidak memuaskan. setelah selesai kami melanjutka perjalanan menuju Ketep Pass untuk menikmati pemandangan yang ada. sebelum sampai di Ketep Pass kami berhenti sejenak untuk memetik dan membeli strawberry dengan senangnya walaupun strawberry yang bisa kami petik sedikit karena sudah selesai dipanen pada hari sabtu kemarin. 

Ketep Pass


Penghargaan dari IAI
Setelah puas berjalan-jalan dan menikmati sepoinya angin yang berhembus, kami melanjutkan perjalanan menuju Sendangsono agar keluarga dapat berziara di Goa Maria. kami menempuh perjalanan kira-kira 1 jam melewati jalan di dekat Candi Pawon.. Di perjalanan kami kembali menikmati pemandangan yang ada di sepanjang jalan menuju Sendangsono. Setelah sampai mereka membeli bunga dan lilin untuk berdoa dan membawa beberapa botol minum kosong untuk mengisi air berkah yang dapat diisi di atas. setelah selesai berdoa kami berfoto-foto terlebih dahulu sambil menikmati pemandangan dan tata letak yang sangat unikdan menarik sehingga mendapat penghargaan dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) pada Tahun 1991.



setelah hari menjelang malam kami melanjutkan kembali berjalanan kami untuk makan malam di Jejamuran Resto yang menyajikan menu makanan khas dari beraneka ragam jamur yang ada seperti jamur tiram (pleorotus ostreatus), jamur merang (volvariella volvacea), jamur shiitake (lentinula edodes), jamur kancing (agaricus bisporus), jamur lingzhi dan yang lain..
Jamur yang ada di Jejamuran Resto
Setelah selesai makan kami mengakhiri perjalanan kami menuju kos dan beristirahat agar dapat melanjutkan perjalanan pada besok harinya.

Hari Ketiga

Ramai Mall
Keesokan harinya tujuan kami adalah Malioboro dan Alkit. kami berangkat ke Malioboro pukul 12.00 dengan tujuan untuj shopping untuk keperluan ibu saya untuk membuka usaha. setelah sampai di Maloiboro kami ketemuan di depan Mall Malioboro karena mereka menggunakan taksi dan saya menggunakan motor. ketika bertemu di depan mall malioboro, kami memulai perjalanan kami untuk berjalan di lorong malioboro sambil melihat-lihat barang yang dipajang untuk dijual. terkadan barang yang dipajang menarik akan tetapi harga yang diberikan kurang memuaskan, terkadang harga yang ditawarkan sangatlah tinggi sehingga kita harus pintar-pintar menawar agar mendapatkan harga yang murah dengan kwalitas yang bisa dibilang bagus. setelah setengah perjalanan kami memutuskan makan siang untuk mengisi perut yang sudah mulai kosong alias lapar.setelah selesai makan kami melajutkan berbelanja menambah beban untuk tangan-tangan yang masih ngangur untuk menentengnya.


Depan Pasar Bringharjo
Andong
setelah menyelesaikan perjalanan panjang menyusuri lorong Malioboro kami beristirahat sejenak untuk menikmati es dawet yang sering dicari oleh para wisatawan ketika melintasi lorong malioboro. selanjutnya kami memasuki pasar bringharjo untuk berbelanja. kami kembali mencari tambahan belanja sambil memasuki lorong-lorong yang ada di dalam pasar agar tangan kami tidak kosong untuk membawa belanjaan. setelah mencari beberapa menit kami menyudahi berbelanja di pasar bringharjo karena pasar tersebut akan tutup pada pukul 4 sore setiap harinya. setelah selesai kami melanjutkan untuk menyusuri lorong malioboro sebelah timur untuk mencari sesuatu dan akhirnya barang yang kami cari tidak ditemukan kamipun menyudahi perjalanan kami u8ntuk melanjutkan tujuan berikutnya yaitu Alkit. sebelum berangkat saya mengambil motor saya yang diparkit di dekat halte trans jogja yang kedua. setelah mengambil motor saya menghampiri mereka dan mereka berminat untuk menggunakan andong untuk pergi ke Alkit sedangkan saya tetap menggunakan motor yang saya kendarai. Sebelum menuju Alkit saya mampir dulu untuk membeli beberapa cemilan agar dapat dinikmati ketika beristirahat di Alkit nantinya. ketika sampai saya keliling terlebih dahulu di sekitar Alkit sambil mencari keluarga saya yang tadinya menggunakan andong.

Alun-alun Selatan

ketika malam lokasi ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan dan para mahasiswa karena mempunyai sejarah atau cerita yang mistis. setelah beristirahat dan menikmati jajanan yang ada di sekitar alun-alun sehingga langit menjadi gelap, maka kami memutuskan untuk menikmati mainan yang ada. setelah cukup beristirahat kami sepakat untuk menyewa sepeda yang akan kami pakai untuk berlima. kami memulai mengendarainya bersama-sama, tetapi kami menabrak odong-odong yang sedan parkir karena sepeda yang kami sewa susah untuk dikendarai akan tetapi kami kembali mencoba untuk mengendarainya kembali sampai kami menyenggol kendaraan yang melaju dari belakakng sehingga kami harus berhenti untuk meminta maaf kepada orang yang kami senggol tadi dan melanjutkan kembali menyelasaikan putaran kami yang penuh tantangan. setelah selesai kami melanjutkan permainan berikutnya yaitu odong-odong. kamipun kembali melanjutkan tantangan berikutnya dengan mengendarai odong-odong sebanyak 4 putaran.
Odong-odong


Hari Keempat

keesokan harinya, tepatnya pada Hari Rabu tanggal 20 Juni 2012, agenda kami adalah menikmati tiupan angin yang sepoi-sepoi di pantai Selatan daerah Wonosari. Seperti biasanya kami menyiapkan beberapa bekal agar bisa kami nikmadi di perjalanan. Kami berangkat pada pukul 08.00 dari kos adik saya yang berada di Mrican. Perjalanan dari Yogyakarta ke pantai dengan rute pertama adalah Pantai Baron kira-kira kami tempuh selama 120 menit atau 2 jam. setelah sampai di Pantai Baron kami langung menuju tempat penjualan seafood yang berada tidak jauh dari pantai. setelah selesai memilih beberapa lauk kemudian kami meminta agar makanan yang dibeli dioleh sehingga kami menuju ke warung yang akan mengolah makanan yang telah kami beli. Sambil menunggu makanan selesai diolah, kami langsung menuju tempat yang dinantikan yaitu di tepi pantai dengan cuaca yang sangat mendukung serta ombak yang begitu bersahabat.

Pantai Baron

Pantai Baron
Setelah selesai berfoto-foto, kami kembali berkumpul untuk menyantap makanan yang sudah siap disantap. Sambil menikmati makanan yang berada di depan kami, kami bercerita dan berpikir untuk rute selanjutnya setelah mengunjungi Pantai Baron ini. Sehabis makan beberapa penjual aksessoris yang bahan bakunya terdiri dari dasar laut menghampiri kami. setelah melihat-lihat aksessoris tersebut kamipun membeli beberapa jenis yang ada seperti gantungan, kotak tisu, hiasan rumah dan lain-lain yang memang merupakan tujuan utama kamu ke pantai ini adalah membeli pernak pernik yang dijual di pantai ini. setelah selesai berbelanja pernak-pernik, kamipun melanjutkan perjalanan kami menuju Pantai Indrayanti dengan menempuk kira-kira 7 km dengan durasi sekitar setengah jam dari Pantai Baron. sesampai di Pantai Indrayanti, kami disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi. Kamipun langsung beraksi untuk berfoto-foto ria dengan ditemai oleh tiupan angin.

Pantai Indrayanti
Lokasi Pembelian Tiket "Sri Gethuk"
Air Terjun Sri Getuk
Setelah selesai berfoto-foto, kami bersantai sejenak di warung sambil beristirahat, kami mengganti pakaian kami terlebih dahulu. setelah semua selesai menggganti pakaiannya, perjalanan kami  lanjutkan yaitu menuju Air Terjun Sri Gethuk yang berada di Wonosari kira-kira 1 jam dari Pantai Baron maupun dari Yogyakarta. kami berangkat dari Indrayanti pukul 2 siang dan sampai di Air Terjun Sri Gethuk kira-kira pukul 3 sore. lokasi Air Terjun tidak begitu ramai karena parkiran kendaraan yang ada tidak begitu banyak. setelah sampai di parkiran, kami langsung menuju tempat pembelian tiket perahu sehinggga kami dapat menuju lokasi Air Terjun dengan menggunakan perahu/rakit yang terbuat dari drum plastik. di tempat penbelian tiket perahu, kami bisa menikmati pemandangan yang indah serta dapat melihat sungai yang jernih pada saat musim kering. setelah selesai membeli tiket  kami menuju perahu yang ada di bawah agar diantar ke lokasi air terjun yang tidak begitu jauh dari tempat pembelian tiket tersebut.setelah sampai di lokasi air terjun, kami segera mencari tempat untuk beristirahat dan agar dapat menyimpan barang bawaan kami dan dapat menikmati pemandangan serta air terjun yang ada walaupun tidak begitu deras karena sudah beberapa minggu tidak turun hujan.


Sri Gethuk

Air Terjun Mini

setelah hari menjelang malam maka kami putuskan untuk menyudahi acara kami yaitu bermain air karena. setelah selesai, kami menunggu perahu untuk menjemput agar kami bisa kembali ke tempat semula dimana kami membeli tiket perahu tersebut. setelah perahunya datang, maka kami pun naik ke atas perahu yang sudah siap mengantar kami kembali. di atas perahu kami tidak mau ketinggalan untuk megambil pemandangan yang indah sehingga kami mengeluarkan kamera lagi. sambil perahu tersebut berjalan kami berfoto-foto. setelah sampai di tempat pembelian tiket kamipun kembali ke parkiran untuk mengganti pakaian kami yang basah dengan pakaian yang kering. setelah semua selesai mengganti pakaian, kami melanjutkan rute terakhir kami yaitu makan malam di Jl. Dr. Sutomo Yogyakarta.

Depan Pembelian Tiket Perahu

Hari Kelima

Pada hari berikutnya kami hanya berjalan-jalan di sekitar pusat kota saja. seperti biasa kami makan pagi di daerah selokan dilanjutkan dengan agenda foto keluarga di daerah seturan. Setelah selesai, kami jalan-jalan di Mall Ambarukmo Plaza. sesampai di sana kami mengunjungi Time Zone untuk bermain. setelah selesai  berjalan-jalan, kami kemudian pulang ke kos karena hari sudah sore. pada malam harinya kami pergi ke tempat wisata "Taman Pelangi" di daerah Monjali "Monumen Jogja Kembali". 
Lokasi Taman Pelangi
Sepeda dari lampu
Lokasi Taman Pelangi


Senin, 04 Juni 2012

Seminar Motivasi Andrie Wongso "Who Are You, Give Or Be Given?"

Komunitas Mahasiswa Buddhis Kong Hu Cu (KMBK) Universitas Sanata Dharma mengadakan seminar motivasi yang mengundang Andrie Wongso sebagai pembicara spesial dalam acara seminar yang diadakan di Ruang Drost Kampus 3 USD Paingan pada hari Minggu, 13 Mei 2012 yang lalu. Tema yang diangkat oleh panitia penyelenggara adalah "Who Are You, Give Or Be Given?".
  
Acara seminar motivasi ini dimulai tepat pada pukul 10.00 dan berakhir pada pukul 14.00. Seminar ini dibuka dengan sambutan dari ketua panitia penyelenggara, ketua KMBK, wakil dari CM yang diwakili oleh Suster Theresia, dan juga oleh Pembina KMBK, Bapak Sujiyanto. Penyelenggaraan seminar ini sendiri merupakan salah satu misi dari KMBK yang mempunyai visi untuk meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan mahasiswa melalui peningkatan motivasi dan pembelajaran tentang hidup melalui seminar dari pembelajar nomor satu di Indonesia, Andrie Wongso.
Secara khusus, panitia mengundang Andrie Wongso, yang merupakan salah satu motivator ternama di Indonesia yang telah memberikan begitu banyak motivas dan semangat hidup melalui kisah hidupnya dan juga kunci-kunci kekuatan untuk menuju kesuksesan di depan banyak orang. Profil Andrie Wongso sendiri sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia secara umum dan merupakan pembicara yang handal dalam membangun semangat muda untuk hidup dan berjuang secara positif di masyarakat. Maka dari itu, para mahasiswa dapat belajar secara langsung dari salah satu pembelajar yang luar biasa.
Who are You, Give or be Given?
Andrie Wongso memulai seminar dengan membagikan kisah hidupnya yang ia sebut pembelajaran tiada henti hingga hari ini. Beliau menyatakan bahwa hidup ini sudah merupakan Givt atau pemberian dari Tuhan, maka dari itu sekarang saatnya kita harus memberi bagi orang lain. Hidup itu memberi dan memberi merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Dalam seminarnya Andrie Wongso menyampaikan bagaimana self-control dan mental positif itu merupakan salah satu hal yang penting dan merupakan kunci bagi setiap manusia untuk mengembangkan dirinya dan belajar dalam hidup. Dalam seminar ini Andrie Wongso membagikan 5 success power yang dia pelajari melalui pelajaran hidupnya. Lima kunci sukses tersebut adalah: 1) the power of self-image, 2) the power of will, 3) the power of character, 4) the power of failure, dan 5) the power of determination.
Selama dua jam penuh Andrie Wongso memberikan ceramah motivasi yang membangkitkan semangat para peserta seminar. Para peserta seminar pun tampak sangat antusias dalam mengikuti  seminar tersebut, selain karena materi seminar yang menarik, cara penyampaian Andrie Wongso yang interaktif pun membuat para peserta menikmati seminar yang diadakan selama 4 jam tersebut. Peserta pun memiliki kesempatan untuk bertanya secara langsung kepada pembicara di 1 jam terakhir acara seminar tersebut.
Pada akhirnya, seminar ini merupakan salah satu acara yang sukses membuat para pesertanya untuk semakin bersemangat dalam mengarungi kehidupan. Kegiatan positif yang digalang oleh KMBK ini dapat meningkatkan semangat dan motivasi para mahasiswa USD secara khusus dan juga para peserta lainnya secara umum yang mengikuti seminar tersebut. Besar harapan kita, bahwa dengan diadakannya seminar semacam ini dapat memberikan motivasi positif dan membuat para mahasiswa USD menjadi semakin Luar Biasa.

Dengan ini saya lampirkan beberapa foto pada saat acara berlangsung dengan harapan para peserta yang ikut bisa menikmatinya.


Sekian dulu informasi yang saya berikan, semoga bermanfaat untuk teman-teman bloger.

Sumber : www.usd.ac.id

Kamis, 03 Mei 2012

Pasir dan Batu

Kisah ini bercerita tentang dua sahabat yang berjalan melintasi padang pasir. Suatu ketika dalam perjalanan ini mereka bertengkar, dan yang seorang menampar muka yang lain.

Yang ditampar terluka hatinya, tetapi dengan tidak berkata apa-apa, ia menulis pada pasir, "HARI INI SAHABATKU MENAMPAR MUKAKU". Mereka melanjutkan perjalanan sampai menemukan sebuah oasis, dan memutuskan untuk mandi disana.

Yang ditampar tadi mulai tenggelam dan sahabatnya menyelamatkannya. Ketika ia tersadar dari ketakutan, ia menulis pada sebuah batu, "HARI INI SAHABATKU MENYELAMATKAN NYAWAKU". Sahabatnya bertanya, "Mengapa setelah aku melukaimu, kamu menulis oada pasir dan sekarang kamu menulis pada sebuah batu?"

Ia menjawab sambil tersenyum. "Ketika seorang teman melukai kita, kita sebaiknya menuliskannya pada pasir, dimana angin pengampunan akan menghapusnya. Dan ketika sesuatu yang besar terjadi, kita sebaiknya mengukirnya pada batu memori dalam hati kita, dimana tidak ada angin apapun yang dapat menghapusnya."

SEKADAR RENUNGAN

Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.

Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi kebahagiaan.

Semakin banyak Anda berbicara tentang diri sendiri, semakin banyak pula kemungkinan untuk Anda berbohong.

Jika Anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik.

Seorang teman sejati akan membuat Anda hangat dengan kehadirannya, mempercayai akan rahasianya dan mengingat Anda dalam doa-doanya.

Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

Jika kita berbuat baik, kebaikan pula yang akan kita terima kelak.

Senyum tidak hanya akan menampilkan wajah yang cerah, namun juga menghangatkan jiwa.

Cinta itu angkuh dan lembut. Lebih baik memiliki cinta daripada memiliki semua bintang di langit.

Yang penting bukan berapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita hidup.

Nasihat yang baik tidak pernah datang terlambat.

Iri hati yang ditunjukan kepada seseorang akan melukai diri sendiri.

Anda cuma bisa hidup sekali saja didunia ini, tetapi jika anda hidup dengan benar, sekali saja sudah cukup.

Kenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat.

Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi.

Orang bijaksana selalu melengkapi kehidupannya dengan banyak persahabatan.

Lidah anda yang menentukan siapa anda.

Diantara isi rumah tangga, anak-anaklah yang terbaik.

Cinta seringkali akan lari bila kita mencari, tetapi cinta jua seringkali dibiarkan pergi bila ia menghampiri.

Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu adalah perkara biasa. Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji.

Jika Anda tidak memulai hari ini dengan senyuman, belum terlambat untuk mencobanya pada hari esok.

Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kita setengah terpejam sesudahnya

Persahabatan sejati layaknya kesihatan, nilainya baru kita sedari setelah kita kehilangannya

Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu di dalam hatimu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kita senang dan perisai diwaktu kita susah

Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan. Kerana semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kita tidak bisa melihat keduanya.

Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah

Bila Kita mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Perlukah merasa kecil dan malu dihina? Orang yang dihina itu sebenarnya memungut pahala cum-cuma tanpa perlu bersusah payah

Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat. (Khalifah Abdul MAlik bin Marwan)

Barang siapa yang selalu kekenyangan maka banyaklah dagingnya, dan siapa yang banyak dagingnya maka kuatlah nafsunya. Siapa yang kuat nafsunya maka banyaklah dosanya, siapa yang banyak dosanya maka keraslah hatinya dan siapa yang keras hatinya maka tenggelamlah dia dalam bencana dunia serta keindahannya

Sesungguhnya sebagian perkataan itu ada yang lebih keras dari batu, lebih tajam dari tusukan jarum, lebih pahit daripada jadam dan lebih panas daripada bara. Sesungguhnya hati adalah ladang, maka tanamlah ia dengan perkataan yang baik, karena jika tidak tumbuh semuanya (perkataan yang tidak baik) niscaya tumbuh sebagiannya

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu.
Tidak ada sesuatu yang lebih beruntung daripada adab.
Tidak ada kawan yang lebih bagus daripada akal.
Tidak ada benda ghaib yang lebih dekat daripada maut.

Sekali tidak berhasil bukan berarti gagal selamanya

Kebahagiaan takkan pernah bisa dibeli dengan uang

Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya.
Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina.
Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga

Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil laksana berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya.
Mereka itu orang-orang yang berlaku adil dalam menetapkan hukum
baik kepada rakyat maupun kepada keluarga

Tiga sifat yang menyebabkan penyandangnya tidak tentram dalam hidupnya : iri, dengki, dan akhlak buruk

Hiduplah Sesuka hatimu,
Sesungguhnya kamu pasti mati.
Cintai siapa saja yang kamu senangi,
Sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya.
Lakukan apa saja yang kamu kehendaki,
Sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya.

Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi sedekah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesehatan dan keamanan

Banyak orang akan datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya sahabat-sahabat sejati yang akan meninggalkan bekas di dalam hatimu.

Untuk menangani dirimu, gunakan kepalamu. Tetapi untuk menangani orang lain, gunakan hatimu.

Kemarahan hanyalah satu kata yang dekat dengan bahaya.

Pikiran yang besar membicarakan idea-idea;
Pikiran yang rata-rata membicarakan kejadian-kejadian;
Dan pikiran yang kerdil membicarakan orang-orang.

Ia yang kehilangan uang, kehilangan banyak;
Ia yang kehilangan seorang teman, kehilangan lebih banyak;
Tetapi ia yang kehilangan keyakinan, kehilangan semuanya.

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk mendapatkan semua itu dari dirimu sendiri.

Lidah praktis tidak berat sama sekali, tetapi hanya sedikit orang yang dapat memegangnya.

Senin, 30 April 2012

Seminar Andrie Wongso

Halo teman2, sebentar lagi perayaan Waisak akan tiba yang jatuh pada bulan Mei. Untuk menyambut hari raya Waisak Bp. Andrie Wongso akan hadir di D.I Yogyakarta untuk membagikan motivasinya. Beliau hadir di Yogyakarta untuk memenuhi undangan dari KMBK (Komunitas Mahasiswa Buddhis Kong Hu Cu) Dharma Virya Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan ini, tema yang akan dihahas oleh Bp. Andrie Wongso adalah “Who Are You, Give Or Begiven?” Kita semua tahu bahwa untuk mencapai sebuah kesuksesan kita tidak bisa mengharapkan orang lain apalagi menunggu sebuah keajaiban itu datang kepada kita, akan tetapi kesuksesan bisa kita capai dengan berbagi semangat, pengalaman, dan wisdom. Dari usaha serta dengan gaya bahasa yang sederhana namun powerfull kepada orang banyak, membuat publik dan media massa mengukuhkannya sebagai The Best Motivator.

Acara ini akan diadakan pada hari Minggu tanggal 13 Mei 2012 pukul 10.00 WIB – selesai di Drost Lt. 4 Kampus III Universitas Sanata Dharma. Target peserta dalam acara seminar ini adalah mahasiswa dan masyarakat umum yang berada di D.I. Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat di foto yang terlampir atau http://www.facebook.com/events/112123612256917/.


Seminar Motivasi "Who Are You, Give Or Begiven?"


Waktu dan Tempat Pelaksanaan :

Hari, tanggal  : Minggu, 13 Mei 2012
tempat           : Drost Lt. 3 Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan
...
HTM :
Mahasiswa  Rp   50.000,-
Umum         Rp 100.000,-

OPEN TO PUBLIK


Pendaftaran   : 23 April 2012 - 4 Mei 2012
pukul             : 08.00 - 15.00 WIB

Hall Kampus I Mrican & Lorong JPMIPA Kampus III Paingan

Fasilitas :
Ruangan Full AC, Free Booklet, Certificate, Lunch Box, Majalah "LUAR BIASA" dan Door Price menarik lainnya.

info dan pendaftaran dapat menghubungi : Verica ( 085245359964)  & Jantra ( 085264862333 )


Sekian dulu informasi yang dapat saya berikan. Kemeriahan dan kesuksesan acara ini tergantung pada kehadiran serta dukungan dari teman2 sekalian.


Salam sukses Luar Biasa!!

Rabu, 04 Januari 2012

Anton adalah seorang anak Papua yang berasal dari Kabupaten Puncak Jaya. Setelah lulus SMP, kedua orangtuanya meninggal dunia. Sementara itu, saudara-saudaranya sudah berkeluarga dan tinggal secara terpisah-pisah.
Karena lebih banyak pindah dari rumah satu kakak ke kakaknya yang lain, Anton tidak bisa melanjutkan sekolah. Ia malahan diminta kakak-kakaknya untuk membantu bekerja di ladang. Anton merasa senang saja, sebab mereka itu yang menanggung makannya sehari-hari.
Tanpa terasa, waktu berlalu, dan Anton sudah menginjak tahun ketiga selepas lulus SMP. Selama menjalani pekerjaan bersama kakak yang satu ke kakak yang lain itu, tiap-tiap kali selepas bekerja di ladang, ia selalu menyendiri. Ia punya kebiasaab memanjat pohon, dan kemudian melamun di situ.
Entah sudah berapa kali Anton melamun. Tetapi tiba-tiba ia gelisah. Ia merasa bahwa di kala bekerja dengan kakak-kakaknya itu, ia sering terlalu dibebani. Ia berpikir, itulah jadinya kalau ia tidak sekolah. Bahkan sempat terpikir olehnya, “Besok kalau aku punya anak, aku tidak ingin anakku seperti aku.”
Maka kemudian ia mendatangi pastor di gereja di dekat rumahnya, untuk menanyakan kalau-kalau ada sekolah yang mau menerima dia sebagai lulusan SMP tetapi sudah tidak membaca buku selama tiga tahun. Ia bahkan menyatakan mau turun ke pantai kalau di pantai ada SMA yang mau menerimanya sebagai siswa. Ia sudah menabung selama tiga tahun, hasil dari berkebun dan membantu kakak-kakaknya. Menurutnya, uangnya sudah cukup untuk membeli tiket pesawat.
Dan memang betul. Anton dari Puncak Jaya turun ke Nabire dengan pesawat karena ia diterima di SMA Adhi Luhur. Teman-temannya di sekolah mengira ia seorang bapak-bapak karena badannya besar dan janggutnya belum dipangkas. Di Nabire ia tinggal di asrama di samping sekolah.
Ia rajin membabat rumput di kebun. Kadang ia menanam kangkung di sana. Dan ia yang paling bersemangat kalau bapak asrama harus membeli kayu bakar untuk keperluan dapur asrama. Anton memang tukang pikul, demikian teman-temannya menyebut. Tetapi yang pasti unik dari Anton adalah ia selalu membawa kamus bahasa Inggris k mana pun ia pergi, entah ketika sedang di dapur atau di kebun. Ia menaruhnya di dalam noken (tas anggrek khas Papua). Ketika ditanya apakah ia senang belajar bahasa Inggris, ia menjawab, “Itu sudah.”
Staf pengajar di SMA tempat Anton belajar itu sebenarnya belum begitu menerima Anton. Sebab, di samping itu dulu tidak lulus seleksi masuk, ia juga selalu menjadi siswa yang paling menyusahkan gurunya di kelas karena ia tidak segera paham pelajaran. Kebanyakan staf menilai bahwa penerimaan Anton itu akan mendapat teguran dari Diknas setempat. Tetapi karena ketegaran seorang staf pengajar yang menjamin bahwa pilihan mereka itu tidak salah, maka Anton tetap bisa belajar di SMA itu.
Ketika kelas tiga, Anton menempuh ujian. Dan ternyata ia tidak lulus. Ia tidak mau mengulang ujian, tetapi mau mengulang kelas tiga. Setahun kemudian ia menempuh ujian lagi, dan kembali tidak lulus. Guru-gurunya bahkan ada yang sudah menganjurkan agar ia mundur dari sekolah atau pindak ke sekolah lain. Tetapi anton tidak mau. Ia menempuh kelas tiga yang ketiga kali, dan akhirnya ia lulus dengan selisih nilai yang tipis dari batas kelulusan
Bapak asramanya heran, oleh sebab apa Anton punya ketegaran seperti itu, dan tidak malu di depan teman-temannya. Ketika Anton ditanya hal ini, jawabannya pendek, “Supaya anak saya tidak seperti saya.”
Staf SMA pada akhirnya merasa harus berterima kasih pada Anton. Mengapa? Sebab, kehadiran Anton telah mampu mengubah suasana di sekolah. Awalnya guru-guru hanya berorientasi pada angka-angka sebagai nilai akademik. Tetapi karena Anton, guru-guru kemudian lebih melihat pada sisi perkembangan diri anak didiknya. Dan lagi, ketika Diknas menerbitkan rapot baru yang berisi tinjauan mengenai perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, para staf di sekolah itu sudah punya pengalaman, yang mendahului yang lainnya, karena kehadiran Anton. Indahnya lagi, itu semua terjadi bukan karena instruksi atasan, tetapi karena melihat situasi di lapangan.
Ton, sekalipun engkau senang belajar bahasa Inggris, tetapi pasti engkau belum pernah belajar bahasa Latin. Tetapi, dirimu telah mempraktikkan secara sempurna apa artinya pepatah Latin : “Non scholae, sed vitae discimus”. Kita belajar bukan demi nilai rapot, tetapi demi hidup.
Pengolahan :
1.      Dari mana daya yang menggerakkan Anton berasal hingga ia tidak kenal lelah untuk mewujudkan cita-citanya?
2.      Kehadiran Anton membangun suasana baru di sekolah dan asramanya. Konteks hidup komunitas menjadi tumbuh dinamik dan mengembangkan orang-orang di dalamnya. Bagaimanakah semestinya kita memandang keberadaan konteks hidup kita?
3.      Adakah pengalamanmu yang mirip-mirip pengalaman Anton, dan ingin kamu certakan? Coba saja kau ceritakan dengan santai! Hal-hal berharga mana saja yang ingin kau bagikan?